Pages

Sunday 16 January 2011

Pidato "Pentingnya Air"

ini isi pidato yang aku buat untuk tugas membuat dan membaca pidato di sekolah. semoga berguna deh meskipun pas-pasan, hahaha.


Kapan Hari  Air Dunia atau World Water Day diperingati? Tidak semua orang tahu jawabannya, bahkan tidak semua orang tahu ada Hari Air Dunia. Ya, Hari Air Dunia ini diperingati pada tanggal 22 Maret di tiap tahunnya. Sebenarnya tak terlalu penting jikalau kita tidak mengetahui kapan Hari Air diperingati, yang penting adalah  kita mengetahui arti penting dan kegunaan air itu sendiri. Rasanya pun kurang pantas jika kita tahu kapan Hari Air diperingati tapi tidak mengetahui tentang hal-hal penting dari air.
Seperti yang telah kita ketahui, 70% penyusun bumi ini air adalah, itu berarti sekitar 1,4 ribu juta kubik air di bumi. Tapi tahukah anda, hanya sekitar 0,003% dari ribuan juta kubik air itu yang bisa dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti minum, mencuci, dan sanitasi. Karena sisanya memiliki kadar garam yang sangat tinggi. Dan  0,003% air bersih itu digunakan oleh seluruh negara di dunia, seluruh orang, dan seluruh makhluk hidup. Terdengar wajar jika ada negara yang hanya mendapatkan sedikit air bersih yang lalu berdampak pada kekeringan.
Sebagai contoh, negara-negara di kawasan Afrika adalah negara-negara yang sangat kesulitan air bersih, bahkan untuk mendapatkan air bersih saja mereka harus berjalan jauh, bisa mencapai beberapa kilometer. Jika sumber air itu terhitung dekat. Jadi bisa dibayangkan berapa jarak yang harus ditempuh jika sumber air itu terhitung jauh. Dan juga, air yang mereka dapatkan bukanlah air yang layak untuk dikonsumsi. Di Afrika sana air terlampau sangat langka, jadi wajar jika mereka kesulitan air bersih, air tak layak konsumsi saja susah didapat. Itu contoh daerah yang kekurangan air, nah, sedangkan salah satu sungai di Indonesia, negri kita yang kaya akan perairan ini baru saja mendapat penghargaan. Status sebagai Sungai Tercemar di Dunia diberikan kepada Sungai Citarum pada akhir Agustus 2010 oleh Huffingtonpost.com, itu berarti dibanding puluhan ribu sungai dan ribuan sungai tercemar yang ada di dunia, Citarum adalah yang terparah.
Inilah sebenarnya masalah-masalah tentang air bersih, bukan hanya kekeringan, tapi juga pencemaran. Kita ambil saja Citarum sebagai contoh. Ratusan pabrik dari skala kecil hingga besar banyak yang membuang limbahnya ke sungai. Secara ekonomis memang hal ini jauh lebih murah daripada mengolahnya terlebih dahulu atau menyaring dan menghilangkan zat-zat berbahaya yang terkandung dalam limbah tersebut. Tapi justru keekonomisan ini dapat berdampak sangat besar dan membutuhkan dana puluhan kali lipat dari penghematan yang dilakukan pabrik tersebut untuk memperbakinya. Selain itu ratusan atau ribuan orang masih membuang sampah ke sungai, hampir segala sampah, kebanyakannya adalah plastik. Apa jadinya air yang sudah tercemar limbah dari pabrik tercemar juga limbah rumah tangga? Padahal, masih ada masyarakat yang menggunakan air

dari sungai ini untuk keperluannya, seperti mencuci, dan anak-anak yang suka berenang disana. Memang mereka mencuci dan berenang di daerah yang jauh dari tumpukan sampah, tapi apa itu menjamin air yang mereka gunakan bebas dari limbah? Kan tidak. Semua air yang ada disitu otomatis terkena, meskipun ada yang sedikit, ada yang banyak. Dan yang lebih parah lagi, kebanyakan rumah disekitar dan disepanjang sungai membuang limbah kakus mereka ke sungai. Bagaimana bisa sungai yang airnya sudah dicemari limbah dengan segala kandungan zat kimia yang berbahaya dan beracun, sampah rumah tangga dan bahkan sampah tubuh manusia dipergunakan untuk mencuci dan berenang?
Pencemaran air juga sebenarnya bisa terjadi di sumur-sumur masyarakat, tidak hanya di sungai. Banyak masyarakat di pemukiman padat membuat septic tank dekat dengan sumur mereka, atau septic tank yang tidak sempurna. Hal ini menyebabkan bakteri-bakteri yang ada pada kotoran manusia seperti E. coli mencemari sumur masyarakat yang airnya digunakan untuk mancuci, kakus, atau bahkan untuk dikonsumsi. Uji laboratorium pun sudah banyak dilakukan, dan hasilnya memang sudah banyak sekali sumur atau sumber air yang tercemar E. coli meskipun air itu terlihat bersih.
Dari hal-hal tadi bisa kita lihat sebenarnya air-air itu bisa digunakan, mungkin cukup dilakukan penyaringan atau filterisasi agar air itu bisa menjadi air bersih. Tapi itu bisa dilakukan jika air tidak tercemar zat-zat berbahaya. Tapi nyatanya air itu sudah tidak bisa dijadikan apa-apa lagi karena sudah tercemar zat-zat berbahaya yang dibuang manusia secara sadar.
Dan satu hal yang tidak bisa dipisahkan juga adalah kekeringan dan kekurangan air bersih dikarenakan pemakaian yang berlebihan. Sekarang ini kebanyakan rumah-rumah dan industry menggunakan air tanah atau artesis sebagai pasokan airnya. Jika dilihat secara sederhana, artesis adalah langkah yang terbaik, namun jika diteliti lagi, artesis memberi dampak yang cukup buruk, yaitu ambles atau penurunan permukaan tanah. Di beberapa kota dampak dari artesis ini sangat terasa. Penurunan permukaan tanah ini mungkin di daerah seperti Bandung tidak berdampak banyak, tapi pada daerah-daerah pesisir seperti Jakarta, hal ini sangat membahayakan. Karena jika permukaan tanah menurun, pada saat gelombang pasang, air dari laut bisa dengan mudah masuk ke daratan dan mambanjiri kota.
Permasalahan air bersih ini sekilas terlihat tidak terlalu rumit jika kita berpikiran air bersih hanya dibutuhkan untuk kakus, mencuci, dan konsumsi. Tapi sebenarnya jika air yang kita gunkan tidak higienis, hal itu bisa berdampak pada hal lainnya. Misalnya,  jika air yang kita konsumsi tidak

higienis, kita bisa terkena diare, diare mungkin terlihat sepele, tapi diare yang fatal bisa menyebabkan kematian seperti yang terjadi di daerah-daerah Afrika. Lalu jika kita menggunakan barang-barang, terutama alat makan yang dicuci oleh air yang sudah terkontaminasi limbah bukan tidak mungkin zat-zat beracun dan berbahaya dari limbah mengotori alat makan kita. Dan lalu jika kita menggunakan dan mencucinya tiap hari, itu sama saja kita menabung zat beracun dalam tubuh, dan karena limbah itu mengandung zat-zat berbahaya, yang terjadi pada kita bukan lagi diare atau muntaber, tapi bisa jadi kanker dan penyakit berat lainnya. Hal yang sama juga terjadi jika kita mandi dengan air seperti itu. Jadi sebenarnya jika ingin memperbaiki tingkat kesehatan, perbaikilah kualitas air bersih.
Banyak hal dilakukan untuk menghemat dan memperoleh air bersih. Salah satunya adalah desalinasi atau penyulingan air laut menjadi air bersih yang dapat dikonsumsi. Beberapa negara seperti Inggris, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Trinidad menggunakan cara ini untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Bisa dibayangkan bagaimana jika negri kita yang dikelilingi lautan ini menggunakan desalinasi, mungkin sudah tidak ada lagi kekeringan atau kekurangan air.
Desalinasi adalah cara berskala bersar yang terlalu sulit untuk dilakukan murid-murid seperti kita.  Tapi ada masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh kita selain mematikan air jika tidak dipakai. Seperti mandi menggunakan shower, ternyata mandi dengan shower dapat menghemat air, karena jika kita mandi menggunakan gayung, banyak air yang terbuang sia-sia.  Lalu kita bisa menyiram tanaman pada pagi atau sore hari, karena berdasarkan penelitian jika kita menyiram tanaman pada siang hari, 14% air tersebut tidak terserap tanaman. Atau kita juga bisa menggunakan air bekas cucian beras, buah, atau air hujan untuk menyiram tanaman. Dan faktanya air bekas cucian beras dan buah berdampak lebih baik daripada air bersih pada tanaman. Lalu mencucilah jika cucian sudah banyak, maksudnya jangan mencuci jika yang dicucinya hanya sedikit, karena itu adalah pemborosan. Karena jika kita memakai cara itu kita akan jadi sering mencuci dan otomatis air yang kita gunakan pun lebih banyak
Setelah kita mengetahui dampak buruk yang dapat terjadi akibat penggunaan air yang tidak higienis dan penggunaan air secara berlebihan, alangkah baiknya jika kita ikut menyelamatkan air bersih. Jika kita menghemat dan menjaga air bersih, itu bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk generasi mendatang, untuk anak cucu kita, agar mereka dimasanya nanti tidak kekurangan dan kesulitan air bersih.  Mari kita jaga, lestarikan, dan hemat air! Karena air adalah pisau bermata dua, dia bisa memberikan kehidupan tapi dia juga bisa memberi kematian.

No comments:

Post a Comment