Pages

Wednesday 2 November 2011

Reflection #1 -Socrates


             baru kali ini aku merasa terkoreksi oleh sebuah cerita, sebuah buku. melayang ke dunia lain bisa mengubah dunia yang sedang ditempati sekarang, guna sebuah refleksi. dan aku menemukan refleksiku, dengan cara yang tidak terlalu terduga, keingintahuan dan kepenatan menggerakanku untuk membaca sebuah novel yang sangat inspiratif bagiku.

             dan hasilnya, keluarlah dari zona nyamanmu kawan jika kau ingin mendapat sebuah pelajaran. seperti Socrates, jenius dari zaman Yunani kuno. semua tutur kata, dialog, perasaan, dan segala suasana cerita itu telah mempengaruhiku, terutama Socrates.
Socrates yang menjadi cermin sikap yang seharusnya manusia lakukan, seorang jenius yang keluar dari lingkaran nyamannya untuk mencari pengetahuan, dari siapapun dan dari manapun, bahkan dari budak yang dianggap bukan manusia pada saat itu sekalipun. namun dunia tidak seramah itu kawan, Socrates harus memutuskan sebuah pilihan atas pengetahuannya yang memakai hati dan kemanusiaan yang memandang semua orang berhak berpengetahuan. dan menenggak racun demi mempertahankan idealitas, dan pengetahuannyalah yang ia pilih, ketimbang menyatakan semuanya salah.

            Plato, seorang murid Socrates : pada suatu saat ada suatu kumpulan manusia yang tinggal disebuah gua yang sangat nyaman hingga mereka tidak mau dan berani keluar mengambil resiko. hingga suatu hari salah satu dari mereka pergi keluar dari gua, melihat kehidupan luar yang lebih baik dan menyenangkan daripada segala kenyamanan gua, sedang teman lainnya menyangka ia telah mati karena ganasnya dunia luar. tapi ternyata, ia kembali ke gua, mengajak teman-temannya untuk ikut dengannya keluar, melihat dunia yang indah. dan, tidak ada satupun dari mereka yang keluar dari gua itu, satupun, bahkan si pendobrak kenyamanan. ia dibunuh. oleh teman-temannya sendiri yang takut akan perubahan yang akan mereka lewati, saat keluar dari zona nyaman mereka. 
dan kebanyakan menganalogikan sang pendobrak nyamannya gua Plato adalah Socrates, dan teman-temannya adalah Athena, yang berandil dalam akhir hidup sang jenius.



tapi Socrates buktikan, dia keluar dari titik nyamannya, dan dia berhasil. pengetahuan, tak sekedar pengetahuan mutlak dan matematis yang ia dapat, tapi juga pengetauhuan kehidupan.




Aku ingin keluar dari gua Plato yang nyaman, seperti yang Socrates lakukan,
memandang hidup dan pengetahuan dengan caranya.
Cara manusia
Tanpa memandang ilmu itu datang dari siapa ataupun dimana
Menambah khazanah ilmu dengan kekayaan hati
Menjadikannya orang hebat dan pintar
Socrates yang hebat

Tapi aku tidak siap menjadi Socrates yang malang
Dibunuh saat kembali ke gua nyamannya oleh kawannya,
Athena
Menenggak racun demi mempertahankan ilmu dan idealitasnya

Tapi aku tetap ingin menenggak idealitas Socrates jenius yang malang
Menjadi Socrates yang menelurkan nasib baru

ini yang kudapat dari sebuah refleksi tak terduga yang menyengatku; Keluarlah dari titik nyamanmu, lihat dunia luar, ambil pelajarannya.

dan ini hanya kepingan dari refleksiku di hari itu

3 comments:

  1. tpi zona nyaman, emang sesuai namanya, bikin males keluar. gimana ya biar ada motivasi lebih kuat?

    ReplyDelete
  2. percaya kalau diluar itu ada banyak kesempatan, kesenangan, dan pelajaran yang didapat kalau hidup ga stagnan

    ReplyDelete
  3. memang terkadang keluar dari zona nyaman itu lebih baik kok :) walaupun emang susah

    ReplyDelete