Pages

Friday 31 December 2010

Luxnic

“ apasih mau dia?!!” ku lempar agenda ke mejaku yang sangat berantakan. Gambar desain-desain bajuku berserakan di meja begitu saja. Komputerku masih menyala, menampilkan desainku di program corel yang yang belum selesai.
Kumembanting tubuhku ke kursi, sungguh enak rasanya. Aku masih bersungut-sungut dan memaki tanpa suara, mengingat kejadian memalukan, mengesalkan, dan amat sangat memuakkan tadi di rapat! Huu, apa maunya orang itu?! Ingin kucakar dan kucabik-cabik dia! Amat kusayangkan perempuan secantik, seberbakat, dan seberuntung dia berlaku seperti tadi! Aaa, dasar  tidak tahu diri! Amarahku sudah sampai ke ubun-ubun, tinggal menunggu dia meluap atau menyembur dari kepalaku saja!
Tapi kupikir-pikir, tidak akan baik untukku berteriak-teriak disini, karena mereka masih memperhatikanku daritadi karena insiden saat rapat. Aaah! Betapa sebalnya aku! Untuk meredam amarahku ini, akhirnya aku memilih untuk berjalan ke vending machine di sudut ruangan dan berniat membeli sekaleng soft drink daripada mematahkan pensil-pensilku yang harganya 10 ribu satunya itu, itu akan membuatku susah nantinya.
Aku sudah berdiri di depan vending machine, menunggu soft drink yang kupilih meluncur turun. Satu menit. Dua menit. Tiga menit! Habis sudah kesabaranku menunggu sekaleng soft drinkku! Biasanya vending machine ini bekerja dengan sangat cepat, kenapa kali ini sangat lama! Kutekan-tekan lagi tombol untuk memilih soft drink, tapi tetap tidak ada yang terjadi. Haaah! Setelah bersungut-sungut sambil berusaha meredam amarah,akhirnya DUAK! Kutendang juga vending machine sialan itu hingga penyok! Semua orang diruangan langsung menoleh padaku. Perhatian mereka yang asalnya tercurah pada komputer dan kerjaan mereka masing-masing, kini tercurah padaku seluruhnya. Mereka melihatku dengan tatapan kaget dan aneh.
Mukaku langsung berubah merah padam menahan malu, aku hanya tertunduk menghindari tatapan mereka.
Glutukglutuk
Soft drinkku meluncur turun, ia sudah keluar! Dengan gerakan kilat kuambil soft drinkku, berlari ke mejaku, memasukan agenda dan desain-desain ke dalam tas, mengambil blazer lalu berjalan tergesa-gesa menuju lift. Mereka masih memperhatikanku hingga aku masuk lift. Aku sungguh maluuuuu!
Tidak ada orang lain di lift, hanya aku. Syukurah, karena aku sedang tidak ingin bertemu dan berbicara dengan orang lain.
HARI INI AKU SUNGGUH MEMALUKAN!
Kubuka soft drinkku, bersamaan dengan itu isi soft drink itu menghambur keluar dan dengan amat tidak sopan mengenai  baju dan mukaku! Oh!
Aku masih memaki maki sambil mengelap bajuku.  Pintu lift terbuka, dan masuklah seorang cowo berjas-jas yang berkelas dan elegan-masuk. Akan ada apa lagi sekarang, pikirku.
Benar saja, cowo itu melihatku dengan tatapan yang aneh sekaligus menyelidik. Dari atas sampai bawah. High heels, rok,blouse, vest, kalung, anting, make up, tatanan rambut. Tidak ada yang terlewat. Aku mulai merasa risih.
“Apa sih liat liat?” tanyaku dengan emosi yang terdengar dari suaraku
Bukannya menjawab, cowo itu malah mengambil sapu tangan dari jasnya dan menyodorkannya padaku, “Pake aja, basah kan? Kalo ngelap pake tangan gitu kapan keringnya”
Ditengah emosiku yang panas ini, dia seakan menaikkan suhuku. Aah! Kurogoh tasku dan mengeluarkan tissue. Dan dengan segera mengelap mukaku.
Cowo itu langsung memasukan lagi sapu tangan yang ia sodorkan tadi. “oh, udah punya tissue. Kenapa ga dipake dari tadi? Aneh aneh aja”
“Kita kenal ya?” tanyaku sabil memandang sinis cowo itu.
“Kenal sih engga, tapi saya tau kamu. Kamu Ellyna yang tadi presentasi di rapat kan?”
What?! Dia ngomong tentang rapat! Berarti dia tahu kejadian tadi! Oh God! Apa pula ini! “Iya, saya Ellyna, emang kenapa? Ada masalah sama saya tentang kejadian tadi?” jawabku dengan ketus-amat ketus dan sinis-
“Emm, engga kok, ga ada. Saya kaget aja sama kejadian di rapat tadi. Kamu tau kan saya siapa? Atau jangan-jangan kamu ga tahu atau ga lupa lagi saya siapa”
Dia?! Siapa dia?! Aku ga tau dia siapa, tau dia ada di rapat aja baru tau tadi. Semua ini gara-gara si laknat itu, gara-gara dia, aku jadi ga merhatiin tamu-tamu yang penting! Jadi pertanyaannya, siapakah cowo ini? Dan jawabannya adalah aku sama sekali ga tau! Tapi gengsi dong kalo bilang ga tau. Kalo ngeliat dari stylenya aja, keliatannya dia itu tamu kalangan lumayan penting ke penting yang udah dikenalin diawal rapat. Jadi bego banget kalo jawab ga tau!
“Ga tau”. Hah?! Apa yang keluar dari mulutku tadi?! Aku kan mikirin jawaban; iya, saya tau kok kamu siapa. Tapi kenapa yang keluar malah ga tauuu! Harga dirikuu, mukakuuuu!! Ohhh!
Tiba-tiba aku teringat teknikku disaat-saat penting dan darurat! Kuambil ponselku dan berbicara lagaknya aku sedang menerima telepon, cowo itu hanya memandangiku dengan tatapan aneh.
Selama meracau tidak karuan, akhirnya pintu lift terbuka dan aku segera keluar melarikan diri, sebelum mukaku ini tidak punya tempat lagi untuk bersembunyi.
Dari ekor mataku, kulihat cowo itu masih memandangiku dengan tatapan aneh. Langsung saja aku berjalan cepat ke mobilku, dan melesat cepat meninggalkan LUXNIC DESAIN Ltd., rumah keduaku yang juga kantor tercintaku.
***
                Tittttttttttt. Titttttttttttt
                Aduh, hari ini macet banget di tol, ga tau deh ada apa. Alamat telat nih!
                Tirit. Sms
                Lyn, dmana sih lo? Bruan dong. Bos prusahaan ttangga ada yg mw liat desain lo. BURUAN!
                O ow, sms dari Lissa. Buruan darimana, kura kura aja pasti menang kalo lomba sama mobil disini.
               
                “Ellynnn, lo ko baru dateng jam segini sih! Kita tuh masuk setengah 9, ko lo dating jam 10!” Lissa langsung ngehambur ke arahku begitu ngeliat aku masuk ke ruangan.
                “Gue juga tau jam masuk tu jam 9! Tapi ada macet dadakan, ya mana gue tau! Katanya sih ada truk nyungsep” belaku, ni anak ga tau apa tadi macetnya kaya apa.

No comments:

Post a Comment