Pages

Wednesday 5 January 2011

My Name Is Khan, dimana hanya ada orang baik dan orang jahat

mungkin telat ya ngebahas tentang film My Name is Khan yang dibintang Sharukh Khan dan Kajol Devgan sekarang, tapi tak apalah.
Tahun lalu, tepatnya 30 & 31 desember 2010, salah satu stasiun TV swasta menanyangkan film My Name is Khan dalam rangka menyemarakkan pergantian tahun, menurut saya diantara film-film lain yang diputar dalam rangka yang sama, film inilah yang terbaik-yang lalu diikuti oleh wall-e- meskipun film ini mengusung tema tentang SARA (Suku, Agama, Ras, dan Adat) yang kental tentang diskriminasi terhadap umat muslim di dunia barat dan dikemukakan dengan cara yang sedikit vulgar (sangat blak-blakan) tapi at all, film ini bagus banget.

Cerita ini diawali oleh seorang muslim India bernama Rizvan Khan yang mengidap suatu penyakit jiwa memulai hidup baru di San Fransico setelah ibunya meninggal, Rizvan bekerja pada perusahaan adiknya sebagai sales kosmetik kecantikan. singkatnya, dalam pekerjaanya Rizvan bertemu dengan Mandhira seorang hair stylish India beragama hindu di salah satu salon dan jatuh cinta padanya. akhirnya Rizvan dan Mandhira menikah, Rizvan, Mandhira, dan anak Mandhira dari pernikahan sebelumnya, Sam hidup bahagia. sampai kejadian 11 September 2001 merenggut kebahagian mereka, sejak saat itu warga muslim selalu dicaci maka, dipukuli bahkan dibunuh. Konflik kian rumit saat anak Mandhira, Sam yang sudah berpindah keyakinan menjadi muslim dibunuh secara tidak sengaja oleh temannya yang juga melibatkan mantan teman baik Sam, Riz.Mandhira menumpahkna segala kejadian itu pada Rizvan dan menyalahkannya. Mandhira mengultimatum Rizvan jika dia ingin kembali lagi bersamanya dia harus bertemu dengan presiden Amerika dan mengatakan "My name is Khan and I'm not a terrorist" (Nama Khan adalah nama keluarga muslim di India).

Perjalanan Rizvan pun dimulai untu menemui presiden Amerika. Dalam perjalanannya, Rizvan pernah ditangkap oeh polisi bandara karena dicurigai sebagai seorang teroris karena terus melafalkan dzikir. perjalanan demi perjalanan pun akhirnya membawa Rizvan ke Georgia, Atlanta. di Georgia Rizvan bertemu dengan keluarga Afro-Amerika, Bibi Jane dan Joel (kalo ga salah). Akhirnya Rizvan (hampir) dapat menemui presiden, sebelumnya, dia shalat di masjid setempat, saat ia shalat, ternyata para pemuda muslim sedang diceramahi oleh dr. -apaaa gitu-, dokter itu mengajak untuk melakukan terorisme sebagai jihad. Rizvan yang mendengar itu pun tidak setuju dan menjelaskan argumen sederhananya dan mengetakan apa yang pernah ibunya katakan padanya saat konflik muslim-hindu di India dulu. HANYA ADA DUA HAL YANG MEMBEDAKAN SESEORANG, BAIK ATAU JAHAT, ya kira-kira seperti itulah. ada pemuda yang setuju dengan Rizvan dan balik bertanya pada sang dokter. akhirnya setelah itu Rizvan bertemu-melihat tepatnya- presiden, dan dia pun melakukan apa yang Mandhira suruh padanya, kontan saja kata 'terrorist' membuat semua orang panik dan akhirnya Rizvan ditangkap, ditahan, dan diintrogasi. Seorang wartawan muda penasaran dengan cerita Rizvan, namun banyak orang tidak tertarik, akhirnya dia menemui seorang repoter muslim India, awalnya dia tidak mau, namun setelah dibujuk dengan sentilan-sentilan tentang muslim setelah peristiwa 11 Sep' dia akhirnya mau. ternyata liputan tentang Rizvan mengundang banyak simpati, terutama dari warga muslim. Mandhira yang melihat pun ikut mencari Rizvan.

Akhirnya Rizvan dibebaskan karena tidak terbuktinya tuduhan, dia pun terus melanjutkan perjalanannya untuk bertemu presiden. namun saat akan berangkat ia melihat berita tentang badai yang melanda Georgia, Atlanta. Rizvan pun mengubah tujuannya menjadi Georgia untuk melihat keadaan Bibi Jane dan Joel. Ditengah banjir dan badai, akhirnya Rzvan menemukan Bibi Jane dan Joel yang mengungsi di gereja yang sudah hampir roboh, dan tidak ada bantuan sama sekali disana. rizvan pun mendorong dan membantu para pengungsi untuk membenarkan gerejanya. Rombongan wartawan dari stasiun TV repoter muslim itu pun datang dan meliput semua kegiatan rekontriksi yang dipimpin Rizvan tersebut, dan pemberitaan ini mengundang simpati yang sangat besar dari seluruh warga Amerika. akhirnya bantuan datang silih berganti dan rekontruksi pun terus berjalan. Akhirnya Mandhira menemukan Rizvan, tapi saat itu, salah seorang pengikut dr. teroris itu datang dan menusuk Rizvan. Rizvan akhirnya dibawa ke rumah sakit dan di rawat, dan akhirnya sembuh secara perlahan. Namun karena keinginannya untuk bertemu presiden belum terwujud, Rizvan tetap melanjukan perjalanannya, kebetulan saat itu presiden yang baru terpilih ada di kota itu dan Presiden yang sudah mengetahui tentang pemberitaan Rizvan yang memimpin rekontruksi di Georgia mau bertemu dengan Rizvan. Dan akhirnya, Rizvan, di depan rakyat Amerika-muslim dan kristen- mengatakan "My name is Khan and I'm not a terrorist"

Begitulah cerita singkatnya. dari cerita itu dapat kita simpukan bahwa Rizvan tidak sungkan untuk bersusah susah membantu para pengungsi Georgia yang sudah jelas berbeda dengannya, yang Afro dan kristen tanpa diskriminasi, yang membantu kaena rasa kemanusiaan. dengan damai, hal ini pulalah yang diceritakan bahwa umat muslim pun adalah seorang yang cinta damai, bukan kekerasan. Semua ini Rizvan lakukan karena ajaran ibunya yang sangat ia ingat. HANYA ADA 2 HAL YANG MEMBEDAKAN ORANG, BAIK DAN JAHAT. Nilai itulah yan menurutku bisa kita ambil, tapi kita tetap berpegang pada keyakinan masing-masing, tapi tetap melihat orang bukan dari agama, warna kulit atau statusnya, tapi lihatlah apakah orang itu baik atau tidak.

No comments:

Post a Comment