Pages

Wednesday 2 February 2011

Tujuan Hidup

cita-cita atau tujuan hidup kamu apa?

"Eh masa om aku kuliahnya di pertanian udah tinggi-tinggi  eh, kerjanya jadi di (perusahaan obat). Nyambungnya darimana coba?" A

"Itu di kantor (bank) ada teller sarjana hukum" E

"Itu tetangga aku masuk SMP 5, SMA 3, di ITB jurusan MIPA, eh  malah kerjanya di bank" N

"Itu udah jadi sarjana ekonomi malah ga ngapa-ngapain" M

"Sekarang mah cleaning service juga sarjana" S

"Itu ada yang manajemen mesin gitu, eh di BI" S

"Tau ga, ada yang saking pengennya kuliah di ITB, tempat kosong di Seni Rupa juga diambil, padahal dia bodo banget" S


Haha, itulah gambaran yang jelas banget yang aku liat, di Indonesia. Sebenarnya sebelumnya sudah terpikir, tapi entah mengapa di hari ini kata-kata itu tuh jadi bener-bener berarti banget. Bisa diliat dari kutipan-kutipan percakapan diatas, ada yang kuliahnya di jurusan MIPA malah kerja di bank, atau sarjana hukum malah jadi teller, emang ga nyambung banget antara pekerjaan dengan studi yang diambil, tapi itu emang nyata dan sangat buaaaaaaaanyak ditemukan. Atau kuliah di suatu universitas hanya untuk gengsi, seperti tadi kutipan diatas.
Yang terlintas di pikiranku saat mendengar ini adalah: untuk apa kuliah mahal-mahal di suatu jurusan kalo kerjanya nanti ga nyambung? Kan kalo gitu ilmu yang sudah kita dapat hanya sepersekiannya yang bisa dipergunakan dengan optimal. Jadi seakan-akan untuk apa gitu bayar mahal-mahal cuma buat biar bisa kerja doang.
Mungkin sebenarnya masalah ini hanya masalah orientasi. Orientasi hidup, pemikiran, dan yang lainnya. Mungkin orang-orang tersebut berorientasi mereka belajar selama sekian belas tahun itu hanya untuk 1 tujuan: Membuat kehidupan mereka dan keluarga mereka di masa mendatang menjadi layak, tidak kekurangan. Nampaknya itu orientasi yang banyak dianut oleh kebanyakan orang saat ini. Kasarnya mah, udahlah, yang pentingmah kuliah apa aja, kerjanya apa ajalah we ntar, yang penting ada duitnya. Begitulah orientasi berpikir yang banyak kutemui saat ini (menurutku).

Kalau mau dan bisa dibandingkan orientasi hidup yang tadi dengan orientasi hidupku mungkin yang ada adalah pertentangan. Menurutku, kalau kita menuntut ilmu, gunakanlah ilmu yang kita dapatkan seoptimal mungkin, semaksimal mungkin untuk kepentingan orang banyak. Sebagai contoh, kalau kita ingin menjadi seorang Insinyur Pertanian, ya aplikasikanlah ilmu di bidang pertanian yang kita dapat dengan optimal, misalnya membantu teknik pertanian para petani-petani kecil yang sering merugi, atau membuat teknik bertani, atau irigasi, cara menanam, merawat atau yang lainnya yang berguna untuk orang banyak. Menurutku yang seperti itulah tujuan dari menuntut ilmu, bukan hanya agar kita dan keluarga bisa hidup makmur di masa mendatang karena kita menyandang gelar sarjana misalnya. Kesannya sih kalau kita belajar sesuatu namun pada akhirnya kita hanya dapet ilmunya dan tidak kita aplikasikan untuk kepentingan orang banyak itu sia-sia, jadi kita hanya dapet susahnya usaha mendapatkan ilmunya, setelah dapat, tidak di apa-apakan. jadi kasarnya sih, No Sense.

Menurutku ada beberapa cara untuk menghindari hal-hal no sense seperti tadi, yaitu menyiapkan tujuan hidup dari awal, ga usah merasa terlalu dini untuk menyiapkan tujuan hidup. mulailah dari sekarang. Semakin kita fokus pada suatu hal, akan lebih mudah pula jalan kita untuk meraihnya. Jika tujuan kita adalah menjadi seorang sarjana hukum karena ingin menegakan keadilan, ya ambilah studi di bidang itu, lalu berprofesilah di bidang itu. Setidaknya, apa yang kita perjuangkan itu bisa ada buah manisnya, membuat keadaan lebih baik.

Tulisan in bukan berarti menyalahkan orang-orang yang berprofesi melenceng dari studi yang diambilnya, tapi ini juga namanya reflection, pemikiran dari penulis di malam yang diselingi hujan ini (02/02)

No comments:

Post a Comment